Selasa, 31 Oktober 2023
Diupload oleh : @Setir Kanan Creatives
Bagikan:
Belakangan ini kita bisa melihat kehadiran mobil listrik yang mulai menjamur di Indonesia. Walaupun harganya masih berada di titik yang tinggi, namun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama kualitas udara, perlahan mulai meningkat. Kesehatan lingkungan terus dibicarakan, apalagi setelah mendengar kabar bahwa Jakarta sempat dinobatkan sebagai salah satu kota paling berpolusi di dunia.
Mobil listrik kerap kali mendapat julukan sebagai mobil ramah lingkungan berkat emisi bahan bakar yang jauh lebih sedikit daripada kendaraan konvensional. Dengan emisi yang tergolong rendah, pengemudi masih bisa mendapatkan performa yang mantap lewat baterai dan motor yang ditanamkan di dalamnya.
Namun, kira-kira seberapa kecil emisi yang dikeluarkan oleh mobil listrik ini? Apakah memang kendaraan ini bisa membantu untuk mengurangi polusi udara? Untuk mengetahui jawabannya, kami akan memberikan informasi seputar tingkat dan jenis emisi mobil listrik yang bisa kamu cek di bawah ini:
Sumber: istockphoto.com
Untuk bisa mempermudah menjelaskan tingkat emisi mobil listrik, akan kami jabarkan dulu tentang tiga jenis mobil listrik yang ada di Indonesia. Yang pertama adalah mobil Hybrid, yang disusul dengan Plug-in Hybrid dan Electric Vehicle. Berikut pembahasan lengkapnya:
Jenis mobil listrik yang pertama adalah Hybrid. Kenapa dinamakan hybrid? Karena mobil ini menggunakan gabungan dua sistem penggunaan bahan bakar, yakni menggunakan bensin dan listrik.
Listrik yang ada di mobil ini tidak didapatkan dari process charging, melainkan dari proses konversi energi dari mesin bensin. Karena masih ada penggunaan bensin inilah yang menyebabkan tingkat emisinya sebesar 70 sampai 80 gram/km.
Berbeda dengan Hybrid biasa, plug-in Hybrid ini memungkinkan pengemudi untuk melakukan charging demi pengisian daya motor listrik. Mobil ini juga memiliki mesin bahan bakar petrol dan listrik.
Jadi, pengemudi diberi kebebasan untuk melaju menggunakan salah satu mobil ini. Kalau memang ingin mendapatkan performa mobil yang lebih tenang dan stabil, motor listrik bisa digunakan sebagai dapur pacu utama, sedangkan mesin bensin bisa digunakan sebagai backup. Emisi CO2 yang dikeluarkan oleh mobil ini berkisar antara 45-50 gram/km.
Jenis mobil ini tidak menggunakan bahan bakar bensin sama sekali. Tenaga yang digunakan pure dari motor listrik yang dicharge. Jika listriknya habis, konsumen hanya tinggal mengunjungi power outlet terdekat untuk melakukan pengisian daya yang harganya juga tak tergolong mahal.
Karena penggunaan energi listrik inilah yang menyebabkan emisi bahan bakarnya sangat minim, bahkan hanya sekitar 0-5 gram/km saja.
Sumber: istockphoto.com
Pada umumnya, emisi mobil (tak hanya mobil listrik) dibagi kedalam beberapa kategori, seperti:
Seperti yang kita semua tahu, kendaraan pasti akan mengeluarkan emisi dalam bentuk asap yang tentu akan berimbas buruk pada kualitas udara sekitar. Kendaraan konvensional yang masih menggunakan bensin sebagai bahan bakar utama bisa mengeluarkan emisi gas buang sangat tinggi, berbeda dengan EV yang cenderung lebih ramah lingkungan.
Emisi gas buang ini terdiri dari senyawa kimia yang berbahaya, seperti CO2, HC, PM, dan CO yang bisa berbahaya bagi kesehatan apabila terhirup dalam skala yang besar.
Meskipun sudah menggunakan 100% energi listrik, mobil listrik masih menggunakan radiator untuk mendinginkan AC dan memastikan agar komponen listrik lainnya tidak overheat. Untuk mendukung radiator, dibutuhkan cairan antifreeze untuk mencegah kerusakan dan overheat. Cairan inilah yang bisa mengeluarkan emisi evaporatif, atau jenis emisi yang bisa menguap di udara.
Selain bensin, cairan radiator ini bisa mengeluarkan emisi yang cukup signifikan, apalagi jika suhu udara di luar sedang panas-panasnya.
Selain dua jenis emisi mobil listrik di atas, sebenarnya ada satu lagi emisi yang sangat berimbas pada lingkungan, walau datangnya tidak langsung dari unit mobil nya.
Baterai yang digunakan di mobil-mobil listrik ini diproduksi di dalam pabrik. Dan selama proses produksi berlangsung, pabrik akan terus mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah yang besar. Jadi walau memang mobil listriknya sendiri hanya mengeluarkan emisi yang terbilang kecil, namun proses produksinya masih berdampak buruk pada kesehatan lingkungan.
Sumber: databoks.katadata.co.id
Gagasan bahwa mobil listrik bisa mengeluarkan emisi yang lebih rendah memanglah benar. Dengan melihat data di atas, kita bisa melihat bahwa EV bahkan mengeluarkan 0 emisi yang tentu berbanding terbalik dengan kendaraan konvensional yang bisa menghasilkan 125 gram emisi per kilometer.
Data ini juga didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang pada tahun 2017 sempat menyatakan bahwa EV bisa menghasilkan 0 emisi, sementara tipe mobil listrik lain seperti Hybrid dan Plug In Hybrid menghasilkan sekitar 45-70 gram/km emisi gas buang. Angka-angka ini masih tergolong rendah apabila dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan 100% bensin dan bahan bakar fosil lainnya.
Dan itulah tadi pembahasan tentang jenis dan tingkat emisi mobil listrik. Jika kamu mengincar mobil emisi lebih rendah dengan harga yang lebih terjangkau, tenang saja, mobil bekas tahun muda pun bisa jadi alternatifnya. Segera kunjungi Setir Kanan untuk mengecek unit mobil bekas yang tersedia!
Mobil bekas harga cerdas? Hanya di Setir Kanan!
Jumat, 08 Desember 2023
Jumat, 25 April 2025
Kamis, 14 September 2023
Rabu, 16 April 2025
Selasa, 15 April 2025
Jumat, 05 Juli 2024
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 26 Juni 2024
Selasa, 25 Juni 2024