Senin, 19 Desember 2022
Diupload oleh : @Setir Kanan Creatives
Bagikan:
Bagi orang yang belum memiliki kendaraan pribadi, menggunakan transportasi umum bisa jadi solusi untuk bepergian sehari-hari. Bahkan, orang-orang yang sudah punya kendaraan pribadi pun juga masih banyak yang tertarik menggunakan angkutan umum karena alasan lebih hemat dan lebih cepat.
Sebenarnya, mengendarai angkutan umum memang bisa membantu untuk menjaga pengeluaran untuk transportasi jadi lebih irit. Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya penggunaan kendaraan umum tidak sampai membuat Sobat Setir justru jadi boros. Ada tips dan trik yang bisa Sobat Setir perhatikan ketika rutin menggunakan kendaraan umum.
sumber: pexels.com
Kalau tidak direncanakan dengan baik, bukan tidak mungkin pengeluaran untuk transportasi sehari-hari malah jadi membengkak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin keuangan tetap aman dan hemat selama naik kendaraan umum. Berikut ini tips-tipsnya.
Penumpang angkutan umum seringkali menjadi sasaran oknum pencopet. Karena penumpang di angkutan umum sangat padat dan sering terpaksa berdiri berdempetan, oknum pencopet bisa memanfaatkan hal ini untuk memudahkan mereka dalam mengambil dompet milik penumpang lain secara diam-diam.
Jika Sobat Setir lengah saat mengendarai kendaraan umum, maka bisa saja barang bawaan, termasuk dompet dan ponsel menjadi sasaran oknum pencopet. Kalau sudah begini, bukannya berhemat, justru Sobat Setir malah akan kehilangan lebih banyak uang setelah mengendarai angkutan umum.
Sebaiknya, meski sedang lelah sekalipun, selalu waspada saat mengendarai kendaraan umum. Jangan simpan dompet dan ponsel di kantong atau saku depan tas. Simpan di bagian paling dalam agar tidak mudah diambil oleh para oknum pencopet.
Kebanyakan angkutan umum saat ini sudah mewajibkan penumpang untuk membayar dengan kartu atau cashless. Akan tetapi, untuk beberapa jenis kendaraan umum, misalnya bus yang rutenya yang tidak melewati halte, masih memperbolehkan penumpang untuk membayar dengan uang tunai.
Akan tetapi, pembayaran dengan uang tunai ini sebenarnya tidak terlalu direkomendasikan untuk alasan keamanan. Saat Sobar Setir membuka dompet untuk mengeluarkan uang tunai, maka oknum yang tidak bertanggung jawab bisa saja melihat itu sebagai peluang untuk mengambil dompet Sobat Setir.
Selain itu, transaksi secara cashless juga lebih praktis dan cepat, sehingga tidak menimbulkan antrian pembayaran yang lebih lama. Pembayaran secara cashless juga akan meminimalisir kontak dengan orang lain, sehingga lebih higienis.
Keuntungan lainnya, pembayaran dengan sistem cashless memungkinkan Sobat Setir untuk membayar tarif yang lebih terjangkau ketika naik ojek online. Karena, ketika melakukan pembayaran secara tunai, biasanya tidak semua driver punya kembalian yang pas. Selain itu, aplikasi ojek online juga sering memberikan diskon khusus untuk pembayaran cashless saja.
Apabila jarak yang ditempuh cukup jauh, Sobat Setir mungkin terpaksa melakukan transit. Sebisa mungkin, pilihlah moda transportasi umum yang bisa menjangkau sampai ke lokasi terjauh sekalipun. Jadi, saat perlu melakukan transit tidak harus sampai mengganti jenis transportasi umum.
Ketika Sobat Setir menggunakan lebih dari satu jenis angkutan umum dalam satu kali perjalanan, maka Sobat Setir harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar kedua jenis angkutan tersebut. Sedangkan, kalau hanya memakai satu jenis kendaraan untuk transit, maka biaya yang perlu dibayarkan hanyalah biaya satu jenis kendaraan itu saja.
Sebagai contoh, saat melakukan perjalanan dari Bekasi ke Jakarta menggunakan KRL lalu dilanjutkan dengan bus Transjakarta, maka penumpang harus membayar dua kali, yaitu di stasiun KRL dan di halte bus. Sementara, kalau sejak awal sudah menggunakan bus Transjakarta saja, maka hanya perlu membayar satu kali di awal meski melakukan transit sampai berkali-kali.
Kalau kendaraan umum yang dinaiki adalah ojek online, memanfaatkan promo juga bisa menjadi cara untuk berhemat. Biasanya, aplikasi ojek online sering memberikan promo yang dikaitkan dengan momen-momen tertentu, seperti promo diskon khusus tanggal gajian, diskon tanggal kembar, dan lain sebagainya.
Beberapa aplikasi juga menyediakan paket langganan, dimana pengguna bisa membayar sejumlah biaya untuk berlangganan secara berkala dan nantinya akan mendapatkan voucher diskon tambahan. Menggunakan paket langganan juga bisa jadi strategi untuk berhemat saat mengendarai kendaraan umum seperti ojol.
Di beberapa kota, Pemerintah Daerah (Pemda) menyediakan layanan transportasi bus gratis. Bus ini berbeda dengan bus umum seperti Transjakarta, karena setiap penumpang yang mengendarai bus ini tidak akan dikenakan biaya.
Layanan bus gratis juga sering disediakan di momen tertentu ketika arus lalu lintas sedang cukup padat, seperti di musim lebaran atau musim liburan lainnya. Pemerintah akan memberlakukan tarif gratis untuk bus umum tertentu guna memberikan kemudahan bagi penumpang yang ingin melakukan perjalanan dengan lebih hemat.
Sumber: transjakarta.co.id
Sebenarnya, jenis kendaraan umum yang tersedia di setiap kota di Indonesia sangat beragam dan berbeda-beda. Tidak setiap kota punya fasilitas kendaraan umum yang sama. Sebagai gambaran, berikut ini jenis-jenis kendaraan umum yang biasanya bisa dinaiki oleh penumpang di Jabodetabek.
Sobat Setir tentu sudah familier dengan bus yang satu ini. Meski bernama Transjakarta, tapi area yang dilayani tidak hanya di Jakarta saja, tetapi juga di wilayah sekitarnya atau Jabodetabek. Halte bus Transjakarta sudah tersebar di berbagai area di sekitar Jabodetabek dengan jarak antar halte yang tidak terlalu jauh, sehingga cocok untuk dinaiki oleh penumpang yang akan melakukan perjalanan jarak dekat.
Saat ini, tarif yang dikenakan untuk penumpang bus Transjakarta adalah Rp3.500. Tarif ini dibayarkan di awal ketika memasuki halte, sehingga saat melakukan transit di halte lain Sobat Setir tidak perlu membayar lagi.
Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line adalah salah satu moda transportasi umum yang juga cukup banyak digunakan oleh orang-orang yang tinggal di wilayah Jabodetabek. Dibandingkan dengan bus Transjakarta, KRL bisa menjangkau daerah yang lebih jauh. Kebanyakan pengguna KRL adalah orang-orang yang tinggal di luar Jakarta dan butuh melakukan perjalanan jauh ke Jakarta untuk bekerja, sekolah, atau melakukan kegiatan lainnya.
Jarak antar stasiun KRL cukup jauh, tidak seperti jarak antar halte bus Transjakarta. Itulah mengapa moda kendaraan umum ini lebih ditujukan untuk perjalanan jarak jauh. Tarifnya beragam, tergantung seberapa jauh perjalanan dilakukan namun dengan tarif dasar sebesar Rp5.000. Biayanya bukan dibayarkan di awal, melainkan saat penumpang akan keluar dari stasiun tujuan.
MRT termasuk sebagai salah satu moda transportasi umum terbaru yang hadir di Jakarta. Karena tergolong baru, jumlah stasiun MRT pun belum banyak dan belum bisa menjangkau penumpang di wilayah luar Jakarta. MRT sendiri sebenarnya cukup serupa dengan KRL, namun stasiunnya terletak di area-area yang berbeda dan belum dijangkau oleh KRL.
Apabila dibandingkan dengan KRL, MRT memiliki kecepatan yang jauh lebih pesat, mencapai 110 km per jam. Hal ini memungkinkan penumpang untuk sampai di tujuan tepat waktu, karena waktu yang diperlukan untuk sampai di stasiun berikutnya hanya sekitar 2-3 menit saja.
Keunggulan lainnya ada pada kenyamanan stasiun, dimana celah pintu kereta MRT dengan peron hanya sekitar 7 cm, lebih aman dibandingkan dengan jarak pintu kereta KRL dengan peron yang mencapai 20-30 cm. Getaran di dalam kereta MRT juga jauh lebih sedikit, sehingga lebih nyaman bagi penumpang yang mengendarai MRT dengan posisi berdiri.
Sama seperti KRL, tarif MRT juga tidak selalu sama, tergantung jarak yang ditempuh. Tarif dasar MRT juga tidak terlalu berbeda dengan KRL, yaitu dimulai dari Rp3.000.
Sama seperti MRT, transportasi umum LRT juga termasuk sebagai salah satu yang terbaru dengan jumlah stasiun yang masih sangat terbatas. Karena lokasi stasiunnya yang masih sedikit, maka saat ini jumlah penumpang LRT pun masih belum terlalu banyak, apalagi kalau dibandingkan dengan moda kendaraan umum lain seperti KRL.
Sistem pembayaran di LRT sedikit berbeda dengan MRT. Karena, tarif yang dikenakan bersifat tetap, bukan dihitung berdasarkan jauhnya perjalanan. Tarif dasarnya sebesar Rp5.000 untuk satu kali perjalanan, baik untuk perjalanan jauh maupun dekat.
Keempat jenis transportasi umum yang disebutkan di atas merupakan jenis transportasi yang disediakan oleh Pemerintah. Selain itu, Sobat Setir juga bisa mengandalkan ojek online yang lebih praktis untuk bepergian jika tidak memiliki kendaraan pribadi.
Tapi, tarif ojek online sudah tentu akan lebih mahal dibandingkan dengan moda angkutan umum lainnya. Baru-baru ini, tarif dasar ojek online di wilayah Jabodetabek baru saja dinaikkan menjadi Rp10.200-11.200. Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka tarifnya juga akan semakin tinggi.
Jika tidak mempunyai kendaraan pribadi, naik transportasi umum memang bisa jadi pilihan untuk bisa melakukan perjalanan dengan lebih hemat. Akan tetapi, kendaraan umum memang memiliki beberapa kekurangan, termasuk jam operasional yang terbatas, jumlah penumpang yang terlalu banyak, serta jadwal yang tidak bisa diprediksi kedatangannya. Alasan-alasan tersebut membuat banyak orang lebih tertarik untuk beli kendaraan pribadi.
Jika dana yang dimiliki terbatas, Sobat Setir bisa mempertimbangkan untuk membeli mobil bekas dengan memanfaatkan layanan dari SETIR KANAN. Di SETIR KANAN menyediakan banyak pilihan mobil bekas dengan harga terjangkau, disediakan dengan skema kredit yang bisa disesuaikan budget. Berbagai merek dan jenis mobil bekas tersedia di SETIR KANAN. Penasaran? Yuk langsung cek setiap unitnya di SETIR KANAN dan wujudkan memiliki Mobil Bekas Harga Cerdas!
Selasa, 11 Februari 2025
Selasa, 11 Februari 2025
Selasa, 11 Februari 2025
Senin, 10 Februari 2025
Senin, 10 Februari 2025
Jumat, 05 Juli 2024
Selasa, 02 Juli 2024
Rabu, 26 Juni 2024
Selasa, 25 Juni 2024